https://www.blogger.com/rearrange?blogID=4930737963252201463§ionId=crosscol&action=editWidget&widgetType=HTML&referrer=directorySuper Kawaii Cute Cat Kaoani
Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 04 Agustus 2014

PAKSA ?

Tau bagaimana rasanya belum lapar tapi dipaksa untuk makan? Pernah merasakan belum merasa kantuk tapi dipaksa tidur? Atau pernah merasakan bagaimana rasanya tak ingin tapi dipaksa untuk ingin? Tau bagaimana efek sampingnya? Belum lapar dipaksa makan akan berujung rasa tidak enak pada mulut dan perut, belum mengantuk dipaksa tidur akan berujung pada kepala yang pusing.

Perumpamaan tersebut mungkin dapat dianalogikan kepada belum suka kepada seseorang namun dipaksa untuk menyukai bahkan menyayangi. Semua itu hanya berujung pada kesakitan di sini, di hati. Bukankah hal yang lebih alamiah terjadi akan lebih baik daripada hal-hal yang terjadi dengan paksaan. Segala hal memang butuh waktu untuk merasakan sesuatu. Mungkin beberapa orang mampu memaksa diri dan menjadikan dirinya senyaman mungkin dengan paksaan itu, tapi tidak sedikit juga yang enggan melakukan hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi terpaksa.

Pernah mendengar deretan kata seperti ini ? DIPAKSA, TERPAKSA, TERBIASA. Lalu apakah tiga kata tersebut dapat diterima? Sedangkan yang kita ketahui bahwa melaksanakan sesuatu dari hati itu akan lebih baik dari pada paksaan.

Mungkin, kita tidak akan pernah bisa mengatakan itu benar atau salah. Semua tergantung pada aspek apa yang dilihat. Kehidupan itu luas, banyak sisi kehidupan yang tak sama, berbeda. Jika dalam paksaan tersebut berdasar kepada perilaku kebaikan, mungkin 3 deret kata tersebut dapat dibenarkan, namun jika permasalahan hati, permasalahan perasaan. Sekeras apapun memaksa diri, sekuat apapun memaksa hati untuk menyukai bahkan menyayangi seseorang, jika hati tersebut masih tertambat di hati yang lain, bukankah itu hanya akan menyakitkan? Menyakitkan semua pihak yang terlibat, baik pihak yang mengetahui maupun pihak yang tidak mengetahui.

Lantas, masihkah masa lalu itu akan menggoreskan kenangan indah untuk SAAT INI? Sedangkan hidup harus selalu maju ke depan, sedangkan hidup harus mempertimbangkan masa depan. Tidak pernah ada larangan tertulis bagaimana peristiwa “GAGAL MOVE ON”, bagaimana larangan korban tersebut untuk menatap ke belakang. Sekali lagi, ini masalah hati. Masalah perasaan yang begitu rumit.

Tapi, jika berusaha MEMAKSA hati melupakan, yakin, atau tidak, semua memang akan TERLUPAKAN. Terlebih ketika kita sadari bahwa mengingatnya, bahwa memaksanya hadir lagi, akan jauh lebih sakit dari memaksa diri untuk menyukai yang baru.
Yang baru memang belum tentu lebih baik, tapi setidaknya itu akan lebih baik dari “BERJALAN DI TEMPAT.” Maka berbahagialah kalian yang telah menemukan dan mampu mempertahankan, serta menjadikan masa lalumu sebagai masa depanmu dan diantara kedua masa tersebut tidak pernah ada kata perpisahan.


Malam, Satu Agustus 2014 

0 komentar:

Posting Komentar