Aku punya satu hati.
Satu, dengan dua sisi yang berlawanan.
Hitam dan putih.
Padahal, aku ingin kedua sisinya berwarna sama.
Aku ingin tidak ada perbedaan diantara kedua sisi itu.
Tapi kenyataan berkata lain, aku harus menerima hal yang
saling bertolak belakang itu.
Hitamku, ingin mulai melupakan semua sisi masa laluku.
Putihku, ingin mulai menata masa depanku.
Mungkin bisa saja aku melupakan hitam, dengan terus berfokus
pada putih.
Tapi aku takut, aku takut suatu hal yang terjadi.
Aku punya masa lalu yang dengan sangat jujur aku katakan bahwa
aku masih mengingat jelas semua masa lalu itu. Tapi aku kini sadar, aku ingin
mencoba menghapus sedikit demi sedikit masa lalu itu. Agar aku bisa melanjutkan
putih tanpa harus melupakan hitam. Aku sedang berfikir dan sedang menikmati
masa sendiri ini untuk jauh melupakan masa lalu. Karena aku tahu,
sejahat-jahatnya masa lalu, jika suatu hari datang kembali, semua kenangan itu
akan terbuka lagi. Jujur, aku memang masih berada di hati mereka (masa lalu). Aku
takut, aku takut saat mereka kembali datang dan membawa sejuta harapan sepihak
padaku. Banyak hal yang mungkin bisa terjadi. Mungkin aku akan berharap semua
kejadian manis akan terulang kembali, mungkin aku akan marah karena teringat
kejahatan mereka dulu, atau bahkan aku akan menangis mengingat kenangan dan
duka yang pernah ada. Aku ingin melupakan masa lalu, karena aku mau, suatu hari
nanti saat mereka datang lagi, dalam hatiku, jauh dalam hati, aku akan mengatakan
“TEMAN LAMAKU MERINDUKANKU” not “MANTANKU MERINDUKANKU”.
Aku punya masa depan. Aku punya putihku yang belum
kugoreskan kenangan apapun. Aku tak ingin di putihku terbayang hitam. Aku tidak
ingin, suatu hari nanti, saat aku menemukan sosok yang baru sebagai masa
depanku, aku akan membandingkan dia dengan masa laluku. Aku tidak ingin itu
terjadi. Untuk itu, aku ingin melupakan masa laluku, agar aku dapat menerima
masa depanku tanpa harus membandingkan masa hitam dan putih kini.
Itu sebabnya kenapa aku ingin melupakan masa lalu dan bukan
dengan cara mencari yang baru. Aku tahu hidup ini pilihan tetapi kadang juga
suratan. Tidak dapat dipilih dan tidak dapat ditolak. Aku belum tahu bagaimana
caranya agar aku bisa belajar melupakan masa laluku itu. Tapi saat ini aku
sedang mencoba. Focus menatap ke depan. Focus bahwa aku punya cita-cita yang
ingin kuraih. Dan focus pada putihku.
Serang, Malam Empat Agustus 2014 21:24
0 komentar:
Posting Komentar