https://www.blogger.com/rearrange?blogID=4930737963252201463§ionId=crosscol&action=editWidget&widgetType=HTML&referrer=directorySuper Kawaii Cute Cat Kaoani
Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Senin, 01 September 2014

ADA KAMU DALAM AKU

Oleh : SEPTIA TIAN

Lihatlah mentari yang beranjak pergi dari langit. Lihat bagaimana cahyanya masih meninggalkan bekas berwarna jingga di atas langit sana. Lihat bagaimana langit tidak seketika langsung gelap gulita. Lihat, semua itu berproses.
            Aku masih berjalan menyusuri pasir pantai yang kian menyatu dengan kaki mungilku. Aku membiarkan kakiku dimain-mainkan oleh air laut yang berkecamuk itu. Telingaku masih tertuju pada kerasnya suara desir ombak yang sesekali membuyarkan lamunanku tentang dirinya. Aku tahu malam ini tidak terlalu baik untukku. Tidak pula terlalu indah untuk kurebahkan tubuhku di atas pasir pantai. Aku sadar, malam ini bukan malam untukku. Malam ini adalah malam untuknya. Bagaimana tidak, malam ini aku dihantui dirinya, dirasuki dirinya bahkan nyaris menjelma menjadi dirinya. Mataku, telingaku, hatiku, pikiranku serta otakku hanya ada dia. Bahkan malam ini aku sejenak melupakan aku sendiri. Melupakan diriku yang telah Tuhan ciptakan dengan sangat apik. Aku menyerupai dia. Dengan setelan kemeja dan celana jeans pendek dan tidak lupa dengan rambut yang kugunting hingga pendek. Dirinya seolah mengakar dalam jiwaku bahkan menjadikanku kehilangan arah untuk mengenali diriku.
            Dia, Dith. Lelaki dengan tubuh tinggi semampai disertai beberapa ototnya yang mengekar. Dia, Dith. Lelaki yang selalu kuingat wajahnya dengan kumis tipis dan bibir yang tipis pula. Dia, Dith. Lelaki yang telah 15 tahun pergi dari bayangan hidupku. Entah hari ini apakah dia masih menginjakkan kaki di bumi yang sama denganku atau tidak. Yang jelas, malam ini aku ingin melihat sosoknya kembali dan menjelma dalam diriku, meski aku perempuan.
            Orang –orang disekelilingku melihatku aneh dengan tatapan yang misterius. Namun aku tidak memperdulikan itu. Yang aku tahu, malam ini, aku menyembunyikan diriku di dalam dirinya atau lebih tepatnya aku memunculkan sosoknya dengan menyembunyikan diriku, semua tentang diriku dan semua tentang kebiasaanku di tepi pantai.
            Aku suka merebahkan tubuh di atas pasir pantai sambil menatap bintang di langit. Namun, Dith, dia lebih suka berdiri menghadap pantai sambil melihat gulungan ombak. Aku suka memainkan pasir pantai dengan tanganku, lalu kubuat bulat-bulat dan melemparnya ke laut. Tapi, Dith, dia lebih suka memainkan pasir pantai dengan kakinya, lalu membuat pasir itu pecah dan membentuk sebuah lubang. Meski keduanya akan sama percumanya. Pasir yang kubuat bulat-bulat lalu kulempar ke laut dan pasir yang pecah sampai tercipta sebuah lubang, pun akan hilang ditelan air laut. Dua pekerjaan yang sia-sia.
            Dari kebiasaaan-kebiasaan itu aku tahu, aku paham mengapa saat ini aku begitu kehilangan Dith. Dith, dia suka memainkan pasir pantai dengan kakinya, lalu membuat pasir itu pecah dan membentuk sebuah lubang lalu membiarkan air mendekati lalu menyatukan kembali pasir yang pecah dan berlubang itu. Jika pasir yang pecah dan berlubang itu diumpakan sebagai hatinya, lalu jika air laut diumpamakan dengan cinta, maka Dith hanya akan membiarkan cinta yang jauh, yang menghampiri hatinya. Tapi aku, dengan kebiasaanku yang suka memainkan pasir pantai dengan tanganku, lalu kubuat bulat-bulat dan melemparnya ke laut. Dan kuumpamakan pasir yang kubuat bulat-bulat itu adalah hatiku dan laut adalah cinta, maka aku akan menghampiri cinta yang jauh dengan hatiku. Selanjutnya kebiasaan Dith, lebih suka berdiri menghadap pantai sambil melihat gulungan ombak, dan aku yang suka merebahkan tubuh di atas pasir pantai sambil menatap bintang. Dari kebiasaan Dith, dapat dilihat bahwa Dith bukan sosok yang menyukai sebuah jarak. Jarak pandangan dia saat dia berdiri dan mata yang melihat gulungan ombak terhitung lebih dekat dibandingkan dengan aku yang lebih suka merebahkan diri di atas tanah sambil memandang bintang di langit yang jaraknya sangat jauh. Aku mampu bertahan dan berharap dengan jarak, namun Dith, dia lebih memilih pergi.
            Dan malam ini aku akan menjadi dirinya. Yang lebih suka berdiri tegak menatap gulungan ombak dan yang lebih suka memainkan pasir dengan kakiku hingga membuatnya pecah dan berlubang, sampai nanti akan ada air laut yang menepi, yang akan menyatukan pasir itu, iya, yang akan menyatukan hati ini oleh cinta. Satu hal yang kuharapkan dari malam ini. Aku akan terbiasa dengan semua kebiasaan Dith, sehingga aku akan menjadi Dith, yang dengan mudah melupakanku dan yang dengan mudah pergi. Maka akupun demikian, ingin cepat pergi dari kenangan bersama Dith meski aku tahu selama-lamanya sosok Dith ada dalam diriku. Karena aku bisa menyembunyikan sosokku untuk memunculkan Dith dan akupun bisa menyembunyikan Dith dengan memunculkan diriku lagi. Kapanpun, Dith ada di sini. Dan kamu ada di dalam aku.




0 komentar:

Posting Komentar