https://www.blogger.com/rearrange?blogID=4930737963252201463§ionId=crosscol&action=editWidget&widgetType=HTML&referrer=directorySuper Kawaii Cute Cat Kaoani
Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Kamis, 07 Januari 2016

Manusia, Manusia, dan Tuhannya

Hidup menjadi seorang manusiaa mmang tidak akan pernah habisnya dirundung masalah. 
Hidup menjadi seorang manusia memang tidak akan pernah habisnya dirundung sedih.
Meski kadang Tuhan adil dengan menyelipkan sedikit kebahagaiaan untuknya.


Layaknya seorang manusia biasa, mereka menginginkan sesuatu, seseorang, dan sebuah penghargaan. Mungkin sedikit hal baik yang pernah dilakukan, namun manusia tak luput dari rasa ingin dihargai. Tidak akan pernah ada yang tahu betapa tulusnya hati ketika melakukan sedikit kebaikan. Hanya hati dan Tuhan yang tahu. Untuk itu, bagi setiap orang, mengumbar-ngumbar kebaikan itu sangat dijauhi, Karena mereka tahu susahnya tulus ikhlas yang selama ini mereka perjuangkan akan sia-sia saat itu berubah menjadi suatu Riya'. Yap, kadang hidup memang sulit. Sulit dibantah bahwa terpaan masalah kadang datang silih berganti. Tapi semua masalah tidak akan pernah terasa berat jika di dalamnya ada rasa saling memahami bukan hanya ingin dipahami. 

Manusia yang beriman pasti tahu bahwa tidak ada satupun ciptaan-Nya yang diciptakan sia-sia dan tak berguna. Tapi ketika kehadiranmu mungkin sangat tidak diharapkan atau justru tak ada gunanya bagi manusia lain, manusia hanya dapat berserah kepada Tuhan. Sadar bahwa manusia hendaknya dekat dengan Tuhannya dalam keadaan apapun, baik senang maupun sedih. Tak ada salahnya menjadi manusia yang memiliki harapan untuk menjadi lebih baik dengan berhijrah. Mereka akan memulai sesuatu dari hal yang paling kecil lalu harapannya dapat terbiasa melakukan hal-hal yang besar. Tapi, proses hijrah tak semulus  itu, mungkin banyak sisi yang menolak atau bahkan tidak mendukung. Sampai pada akhirnya dia merasa bahwa belum waktunya atau mungkin tidak diizinkan untuk menjadi insan yang lebih baik. 

Ketika manusia lelah dengan tubuhnya, dia dapat beristirahat, mungkin didukung dengan keadaan lingkungan yang tentram. Ketika manusia lelah dengan pikirannya. Dia dapat sejenak membebaskan pikirannya, mungkin juga didukung dengan semangat dan pengertian yang tiada hentinya. Dan saat manusia lelah hatinya, dia akan kembali pada Tuhannya. Memohon untuk kembali mendamaikan hatinya, memohon untuk dapat diluruskan jalannya, dan memohon untuk senantiasa berdiri kokoh meski seorang diri. 


2 komentar:

  1. Keren keren tau bu catatan nya tapi belum iis baca semua ��

    BalasHapus
  2. Keren keren tau bu catatan nya tapi belum iis baca semua ��

    BalasHapus